Juara 2 GTK Creatif Camp Kategori Lomba Computer Aided Design (CAD) Jenjang SMA/MA Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2021
Judul :
(TOFU WASTE FILTER AND COMPOSTER) INOVASI
PENANGANAN DAN
PENGEMBANGAN LIMBAH CAIR TAHU
DENGAN METODE FILTRASI
DISERTAI PENGOMPOSAN OLAHAN
LIMBAH TAHU SEBAGAI
PUPUK ORGANIK CAIR
Nama :
ZAENAL IKHSAN, S.Kom.
Instansi :
SMA NEGERI 1 BOJONEGORO
No WA :
082244894489
Email : zichs471981@gmail.com
ISI
Latar Belakang Penemuan / Karya :
Kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro, merupakan kawasan yang terkenal akan industri pembuatan tahu. Namun sayangnya, seringkali hasil akhir berupa limbah cair dari produksi tahu tersebut dibuang secara langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Padahal di dalam limbah cair tersebut terkandung beberapa senyawa bahan organik yang cukup tinggi dikarenakan bahan bakunya yang berasal dari kedelai dengan komposisi 34.9% protein, 34.8% karbohidrat, dan 18.1% bahan – bahan nutrisi yang lain. Sehingga limbah tersebut menjadi tempat favorit bagi mikroba untuk berkembang biak dan menghasilkan pencemaran yang serius bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara pengolahan limbah yang efektif guna menanggulangi permasalahan di atas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu inovasi penanganan dan pengembangan limbah cair tahu dengan metode filtrasi dan pengomposan guna menghasilkan pupuk organik cair dari limbah cair tahu.
Data studi pendahuluan yang diperoleh menunjukkan pemberian perlakuan pupuk cair organik limbah cair tahu mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi putih secara nyata pada semua parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot segar tanaman. Konsentrasi terbaik adalah 10 % (T1) dan 20 % (T2) dalam meningkatkan parameter tinggi tanaman dan jumlah daun. Sedangkan, kosentrasi terbaik parameter produksi adalah konsentrasi 30 % (T3), dengan rerata bobot segar tanaman sebesar 13,57 gr.
Uraian Ringkas Karya Beserta Keunggulannya :
Alat ini dirancang dengan konsep bongkar pasang, dengan filter dan komposter yang dapat dibuka dan ditutup. Dalam pembuatan pupuk organik cair diharuskan untuk membuka komposter setiap dua hari sekali dengan tujuan melepaskan gas yang dihasilkan dalam proses fermentasi. Adapun cara kerja dari alat ini yang pertama, terdapat tabung untuk menyimpan limbah cair tahu, kemudian limbah cair akan disalurkan melalui selang dari tabung penyimpanan menuju alat penyaring dan komposter, dengan menggunakan pompa. Untuk alat penyaringan, pada pada bagian atas alat digunakan filter tiga lapis yang tersusun dari ampas teh, ampas kopi, gel lidah buaya, cangkang sotong, zeolite, silica gel, dan kertas saring yang berfungsi sebagai sekat. Setiap tingkatan filter memiliki fungsi yang berbeda-beda. Kertas saring difungsikan sebagai sekat dan penyaring padatan suspensi serta sedimen. Ampas teh dan ampas kopi memiliki peran sebagai penetralisir bau. Gel lidah buaya berperan sebagai penjernih limbah cair tahu. Cangkang sotong berfungsi sebagai media penetralisir pH. Adapun zeolit dan silica gel berperan sebagai adsorben gas CO2, metana, dan amonia. Sedangkan pada bagian bawah terdapat penampung filtrat limbah tahu berisi starter yang terbuat dari 2 s.d. 3 tutup botol EM4, air kelapa, air cucian beras, terasi, dan gula merah. Starter pada kolom penyimpanan hasil filtrasi digunakan untuk memaksimalkan proses bioremediasi filtrat limbah tahu yang mana hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair.
Alat ini bukan hanya untuk penyaring namun juga sebagai komposter,sehingga para industri tahu dapat memanfaatkan hasil olahan limbah tahu untuk dijadikan inovasi pupuk organik cair. Selain itu, pemakaian pupuk anorganik yang terus menerus, dapat berdampak pada penurunan kualitas lahan, hingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Sehingga, alat ini merupakan solusi tepat untuk meminimalisir penggunaan pupuk kimia yang harganya mahal dan berdampak buruk pada lingkungan. Alat ini cenderung mudah diaplikasikan, karena karena bentuknya yang praktis dan mudah dibawa. Kemampuan alat yang mampu menyaring gas dan kandungan berbahaya dari limbah tahu kemudian mengubah filtrat yang mengandung senyawa organik yang dibutuhkan tanaman menjadi pupuk organik cair. Bakteri EM4 memaksimalkan proses bioremediasi filtrat dan mengaktifkan senyawa organik pada limbah cair tahu. Sehingga dapat disimpulkan alat ini dapat mengurangi dampak pencemaran yang disebabkan oleh limbah cair tahu, yang bekerja dengan cara mengubah limbah cair tahu menjadi pupuk organik yang memiliki manfaat untuk tanaman.
Dari pernyataan di atas, alat ini memiliki potensi untuk dipasarkan, karena selain merupakan inovasi baru, memiliki dampak yang signifikan terhadap pengurangan limbah cair tahu. Petani merupakan salah satu pihak yang diuntungkan dengan adanya alat ini, karena petani dapat mengaplikasikan alat tersebut dan menggunakan pupuk yang diproduksi oleh alat. Dengan begitu, petani mampu meminimalisir biaya produksi akabit lonjakan harga pupuk kimia.
Lampiran Pamlet :
Dokumentasi Foto Penyerahan Hadiah :
Posting Komentar